Dalam membuat konten seringkali kita dihadapkan oleh dua buah kata yang bernama "Keyword Density". Namun apa yang dimaksud dengan keyword density?. Sebelum saya membahas lebih jauh tentang Pengertian "Keyword Density" dan penerapannya dalam konten, terlebih dahulu saya akan menjelaskan arti dari keyword density itu sendiri.
Pengertian Keyword Density:
Keyword Density adalah persentase kemunculan kata kunci (biasanya berupa anchor text) dalam sebuah konten atau sebuah halaman web dibandingkan dengan jumlah total kata yang ada didalamnya. Dalam teknik SEO, persepsi mengenai keyword density sering dianggap menjadi salah satu faktor yang menentukan apakah kata kunci / kalimat kunci tersebut relevan atau sesuai dengan halaman web. Namun apakah benar demikian adanya?
Jawabannya adalah "benar", namun seberapa efektifnya keyword density itu sendiri tergantung dari penempatan serta penyebarannya dalam sebuah web konten.
- Mengutip dari pernyataan Matt Cutts selaku Kepala Web Spam Google:
“The way that modern search engines, or at least Google, are built,” says Cutts with a slight chuckle, “is that the first time you mention a word, you know, ‘Hey, that’s pretty interesting. It’s about that word.’ The next time you mention that word, ‘oh, OK. It’s still about that word.’ And once you start to mention it a whole lot, it really doesn’t help that much more. There’s diminishing returns. It’s just an incremental benefit, but it’s really not that large.”
Menurutnya cara kerja mesin pencari modern seperti Google yang sudah memiliki kompleksitas algoritma tingkat tinggi, hal tersebut tidak akan banyak membantu untuk bisa menempatkan sebuah halaman web di halaman pertama indeks Google. Sebagai contoh yang sederhana, misalnya:
"Wah, sangat luar biasa" (kalimat kunci pertama), dan selanjutnya anda menyebutkan " Sungguh luar biasa" (kalimat kunci kedua). Namun, jika anda kembali menebarnya dalam jumlah yang banyak di sana-sini secara tak beraturan dalam sebuah konten, maka dua kalimat kunci ini tak akan banyak membantu. Malah justru akan terlihat mengurangi esensi dan "cita rasa" dari konten itu sendiri. Dinilai dari sudut pandang sebuah mesin pencari, memang hal tersebut memiliki nilai tambah, namun nilainya hanya sedikit sekali.
Matt Cutts juga menambahkan:
“So, the first one or two times you mention a word – that might help with your ranking. Absolutely. But just because you can say it seven or eight times, that doesn’t mean that it will necessarily help your rankings.”
Jika anda menggunakan kata kunci, hal tersebut mungkin bisa menaikkan ranking webpage anda dalam Google SEO SERP. Itu pasti. Tapi karena anda menyebutkannya hingga tujuh atau delapan kali, bukan berarti hal tersebut akan memiliki efek yang bagus untuk konten anda.
Beberapa praktisi SEO bahkan menyebutkan bahwa keyword density yang baik dan optimal adalah 1 sampai 3 persen dari jumlah total keseluruhan kata dalam konten. Hal tersebut menjadi penting bagi sebagian praktisi lainnya yang berpendapat bahwa penempatan keyword yang berlebihan justru akan memicu hal yang tidak diinginkan untuk blog atau website anda, yaitu bisa dianggap sebagai konten spam.
Menurutnya cara kerja mesin pencari modern seperti Google yang sudah memiliki kompleksitas algoritma tingkat tinggi, hal tersebut tidak akan banyak membantu untuk bisa menempatkan sebuah halaman web di halaman pertama indeks Google. Sebagai contoh yang sederhana, misalnya:
"Wah, sangat luar biasa" (kalimat kunci pertama), dan selanjutnya anda menyebutkan " Sungguh luar biasa" (kalimat kunci kedua). Namun, jika anda kembali menebarnya dalam jumlah yang banyak di sana-sini secara tak beraturan dalam sebuah konten, maka dua kalimat kunci ini tak akan banyak membantu. Malah justru akan terlihat mengurangi esensi dan "cita rasa" dari konten itu sendiri. Dinilai dari sudut pandang sebuah mesin pencari, memang hal tersebut memiliki nilai tambah, namun nilainya hanya sedikit sekali.
Matt Cutts juga menambahkan:
“So, the first one or two times you mention a word – that might help with your ranking. Absolutely. But just because you can say it seven or eight times, that doesn’t mean that it will necessarily help your rankings.”
Jika anda menggunakan kata kunci, hal tersebut mungkin bisa menaikkan ranking webpage anda dalam Google SEO SERP. Itu pasti. Tapi karena anda menyebutkannya hingga tujuh atau delapan kali, bukan berarti hal tersebut akan memiliki efek yang bagus untuk konten anda.
Beberapa praktisi SEO bahkan menyebutkan bahwa keyword density yang baik dan optimal adalah 1 sampai 3 persen dari jumlah total keseluruhan kata dalam konten. Hal tersebut menjadi penting bagi sebagian praktisi lainnya yang berpendapat bahwa penempatan keyword yang berlebihan justru akan memicu hal yang tidak diinginkan untuk blog atau website anda, yaitu bisa dianggap sebagai konten spam.
Lalu bagaimana cara menghitung keyword density yang sesuai dalam sebuah konten artikel agar SEO friendly?. Saya juga sedikit menyinggung cara penghitungan keyword density secara manual, atau saya sering menyebutnya klasik karena cara tersebut telah menjadi cara lama selain menggunakan program aplikasi keyword density yang begitu banyak di internet.
- Penghitungan klasik Keyword Density:
Penghitungan klasik yang biasa dilakukan untuk mencari jumlah rata-rata kemunculan keyword density dalam sebuah webpage atau konten adalah,
(Nkr * Nwp / Tkn) * 100
Nkr : Jumlah pengulangan kata kunci
Nwp : Jumlah kata kunci dalam konten
Tkn : Jumlah kata yang di analisa dalam suatu konten
Sebagai contoh, sebuah halaman yang di akan di optimasi memiliki pengulangan keyword sebanyak empat (4) kali didalam sebuah konten yang memiliki empat ratus (400) kata, maka jumlah kepadatan kalimat keyword adalah (4*3/400)*100 atau sebanyak 3 persen.
(Nkr * Nwp / Tkn) * 100
Nkr : Jumlah pengulangan kata kunci
Nwp : Jumlah kata kunci dalam konten
Tkn : Jumlah kata yang di analisa dalam suatu konten
Sebagai contoh, sebuah halaman yang di akan di optimasi memiliki pengulangan keyword sebanyak empat (4) kali didalam sebuah konten yang memiliki empat ratus (400) kata, maka jumlah kepadatan kalimat keyword adalah (4*3/400)*100 atau sebanyak 3 persen.
Itulah sedikit pembahasan singkat mengenai penerapan keyword density yang merujuk dari beberapa acuan, semoga artikel ini bisa memberikan manfaat bagi anda yang ingin mempelajari bagaimana membuat konten yang baik dengan keyword density yang sesuai. Dan satu hal menarik sebagai penutup yang kembali dikutip dari pernyataan Matt Cutts mengenai cara menghindari Google Panda:
Another tip for surviving Panda? Don’t annoy readers!