Bagi pengguna Telkomsel pasti tahu apa itu T-cash, saat ini T-cash sudah bukan hanya sekedar tempelan sticker uang elektronik, Karena selain lewat sticker T-cash juga dapat di gunakan lewat USSD aplikasi mobile dan web check out. "Kebanyakan orang tahu T-cash sebagai sticker, padahal kami sebenarnya memiliki empat interface," kata Danu Wicaksana sebagai CEO T-Cash.
Dari empat interface itu, akses T-Cash dari USSD ternyata jadi yang paling banyak digunakan. Alasannya, masih banyak pengguna T-cash yang tidak menggunakan ponsel pintar. Soal pengguna, T-cash saat ini sudah merangkul 10 juta pengguna yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Meski besar, angka itu masih terbilang kecil. Sebab angka itu hanya sekitar lima persen dari total pelanggan Telkomsel yang mencapai 190 jutaan. T-Cash menargetkan untuk mendapat 100-200 juta pelanggan pada 2021 nanti.
Aplikasi T-cash sendiri saat ini telah diunduh lebih dari 2 juta kali baik di platform Android dan iOS. Sementara itu, terdapat 50 ribu merchant yang melayani pembayaran dengan T-Cash. T-cash juga dapat digunakan untuk membayar tagihan melalui web checkout dan pembayaran e-commerce di Indonesia. Tcash membedakan segmen pasarnya menjadi dua yaitu lifestyle users dan micro users. Pengguna lifestyle adalah mereka yang hidup diperkotaan yang lebih mudah menerima teknologi dan membutuhkan kemudahan dalam bertransaksi tanpa uang tunai.
“Micro users adalah mereka yang tinggal di kota-kota kecil atau mereka yang sebenarnya memiliki banyak uang tetapi tidak mendapatkan akses pada bank. Kita ingin mereka masuk dalam sistem keuangan Indonesia melalui T-Cash,” papar Danu. Hal itu menurut T-Cash sejalan dengan cita-cita Presiden Joko Widodo yang ingin menciptakan masyarakat non tunai dengan menaikkan transaksi non tunai. Selain itu, T-cash juga ingin membantu pemerintah meningkatkan inklusi keuangan.
“Kami yakin mobile fintech akan menjadi besar karena kurang dari 40 persen orang Indonesia yang menggunakan bank. (Sebanyak) 83 persen transaksi masih menggunakan cash, padahal ada 133 persen pelanggan mobile dibanding populasi total,” pria dengan kacamata itu menerangkan. "Visi kami adalah menjadi uang mobile yang pertama Di Indonesia yang bisa membantu meningkatkan inklusi keuangan dan masyarakat non tunai di Indonesia," kata dia.