Psikologi Marketing WhatsApp | Pixabay |
WhatsApp Business jadi salah satu aplikasi yang cukup powerful digunakan para pebisnis online. Selain berkomunikasi dengan pelanggan, aplikasi ini bisa juga digunakan sebagai alat pemasaran yang cukup efektif.
Dengan WhatsApp Business, kamu bisa mempromosikan produk lewat story, mengirimkan broadcast message, melakukan auto-chat untuk merespons customer, dan beragam fitur menarik lainnya yang layak kamu jajal.
Butuh Trik Khusus Pemasaran
Meski sangat powerful, namun WhatsApp Business tetaplah aplikasi yang punya beberapa kekurangan, salah satunya tidak ada fitur ads atau pengiklanan seperti layaknya Facebook, Instagram, atau bahkan TikTok.
Tanpa fitur ini para penjual dituntut lebih kreatif dan cerdas dalam memasarkan produk lewat WhatsApp Business, salah satunya dengan berupaya menerapkan teknik-teknik psikologi marketing berikut ini.
Social Proof
Social proof atau bukti sosial merupakan salah satu teknik psikologi marketing yang dilakukan dengan cara memberikan bukti-bukti kualitas produk yang kamu pasarkan, misalnya dengan testimoni, product reviews dan lainnya.
Dengan testimoni dan product reviews tersebut diharapkan orang lain akan tertarik mencoba produk yang kamu tawarkan. Untuk meningkatkan efeknya, teknik ini bisa di-boost dengan penggunaan influencer.
FOMO atau Fear of Missing Out
Dalam ilmu kesehatan mental, FOMO atau Fear Of Missing Out merupakan masalah kejiwaan yang sangat berbahaya, dimana seseorang akan menjadi sangat gelisah ketika dia kehilangan atau ketinggalan informasi atau tren terbaru.
Dalam ilmu psikologi marketing, teknik FOMO ini bisa dimanfaatkan lewat beberapa frasa, misalnya “Penawaran ini berlaku hanya hari ini lho!”, “Limited edition”, “Tinggal 3 unit lagi, ayo jangan sampai kehabisan”, dan lainnya.
Foot in The Door
Teknik Foot in The Door merupakan teknik lama yang dulu jadi salah satu teknik favorit para sales dalam memasarkan produknya secara door-to-door. Teknik ini umumnya dilakukan lewat bujukan, pujian, dan lainnya.
Contohnya pesan broadcast, “Hi Kaka, mau saya kasih tahu produk terbaik untuk perawatan kulitmu? Yuk balas dengan kata ‘Ya’ untuk informasi lebih lanjut, dan ‘Tidak’ untuk tawaran produk terbaik lainnya.”
Storytelling
Sesuai dengan namanya, storytelling merupakan teknik memasarkan produk atau jasa dengan bercerita untuk menyentuh sisi emosional calon pelanggan. Dalam teknik pemasaran ini, pemilihan kata yang tepat merupakan kunci utamanya.
Contohnya, kamu menceritakan tentang kelebihan produk yang ditawarkan, dan alasan kenapa pelanggan harus membelinya. Cari kondisi-kondisi yang membuat pelanggan merasa kondisinya ‘terwakili’.
Goldilocks Effect
Dalam berbelanja, banyak pelanggan yang terkena Goldilocks Effect, atau kondisi ketika pelanggan bingung menentukan produk yang akan dipilih. Bukan masalah harga atau kualitas, pertimbangan utamanya adalah sesuai dengan keinginan.
Untuk bisa memanfaatkan Goldilocks Effect, kamu harus bisa meyakinkan jika produk yang ditawarkan benar-benar berkualitas terbaik. Selain itu, berikan juga varian produk lainnya agar pelanggan tersebut punya banyak pilihan.
Teknik-teknik psikologi marketing tersebut bisa kamu terapkan satu per satu, atau bisa juga dipilih salah satunya untuk memberi ciri khas pada teknik marketing WhatsApp yang kamu jalankan. Selamat mencoba, semoga berhasil.